ENERGI NUKLIR DAN PEMANFAATANNYA | Yoseva Riadi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru, pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Isu energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini telah membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir dan pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa definisi energi nuklir ?
2.      Apa itu defek massa dan enrgi ikat inti ?
3.      Bagaimana pemanfaatan energi nuklir ?
4.      Bagaimana dampak dari energi nuklir ?


1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi energi nuklir
2.      Untuk mengetahui apa itu defek massa dan energi ikat inti.
3.      Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan energi nuklir.
4.      Untuk mengetahui dampak dari energi nuklir.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.      Pengertian Nuklir
Energi nuklir adalah penggunaan terkendali reaksi nuklir guna menghasilkan energi panas, yang digunakan untuk pembangkit listrik. Penggunaan daya nuklir guna kepentingan manusia saat ini masih terbatas pada reaksi fisi nuklir dan peluruhan radioaktif.
Para peneliti sedang melakukan percobaan fusi nuklir untuk menghasilkan energi. Energi panas dari fusi nuklir jauh lebih banyak dari fisi nuklir, tetapi sampai saat ini belum dapat ditemukan wadah atau tempat sebagai reaktornya. Semua jenis batu kawah gunung meleleh jika dipakai fusi, jadi sampai saat ini fusi nuklir belum dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik.
Daya nuklir menyumbangkan sekitar 6% dari seluruh kebutuhan energi dunia, dan 13-14% kebutuhan listrik di dunia. Gabungan energi nuklir di Amerika Serikat, Perancis, dan Jepang menyumbang 50% dari seluruh pembangkit listrik nuklir yang ada.
Bagi kebanyakan orang, nuklir dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik dan berbahaya. Dengan berlandaskan asumsi bahwa nuklir dapat bermanfaat bagi manusia, para peneliti dan orang-orang yang bergelut di bidang nuklir telah banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan pengembangan teknologi nuklir. Di zaman ini, manusia sudah banyak melakukan berbagai upaya dan penelitian dalam rangka pemanfaatan energi nuklir. Berikut ini akan dibahas secara lebih mendalam lagi mengenai berbagai pemanfaatan energi nuklir yang telah dilakukan manusia sampai saat ini.
Nuklir adalah sebutan untuk bentuk energi yang dihasilkan melalui reaksi inti, baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan). Sumber energi nuklir yang paling sering digunakan untuk PLTN adalah sebuah unsur radioaktif yang bernama Uranium. Bagaimana caranya sebuah unsur radioaktif mampu menghasilkan panas yang besar? Tentu saja bukan dengan dibakar. Namun melalui reaksi pemisahan inti (reaksi fisi). Biar tidak terlalu rumit penjelasannya, perhatikan gambar berikut :


Gambar 1. Reaksi pemisahan inti (reaksi fisi)
Atom uranium (U-235) (digambarkan dengan warna hitam merah di sebelah kiri) memiliki inti yang tidak stabil ketika ada neutron (warna hitam di paling kiri) yang ditembakkan pada inti atom tersebut, maka inti atom uranium akan membelah menjadi dua buah inti atom, yakni atom Barium (Ba-141) dan atom Kripton (Kr-92) serta tiga neutron (warna hitam di kanan).
Dalam  hukum kekekalan massa-energi dinyatakan bahwa massa atom sebelum pembelahan lebih besar dari pada massa atom setelah pembelahan, maka selisih massa (disebut defek massa) tersebut berubah menjadi energi panas yang besarnya sekitar 200 MeV (Mega elektron volt), ini baru satu buah inti atom. satu gram uranium saja tentu memiliki banyak inti. Sehingga panas yang dihasilkan pun luar biasa besar. Karena Uranium bahan tambang, maka bentuknya juga padat



Gambar 2. Bahan tambang Uranium
Indonesia memiliki cadangan uranium 53 ribu ton yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yakni sebanyak 29 ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton sisanya ada di Bangka Belitung. Selain itu Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium yang cukup besar. Perkiraan bahwa Pulau Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan batuan Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di dunia, ujarnya. Jika suatu PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton Uranium per tahun, maka dengan cadangan di Kalimantan Barat saja yang mencapai 29 ribu ton Uranium bisa memasok Uranium selama 145 tahun. Data ini dipaparkan oleh Deputi Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Dr. Djarot S Wisnubroto.
2.2.        Defek Massa dan Energi Ikat Inti
a.    Massa Atom
Massa atom suatu unsur besarnya tertentu dan dinyatakan dalam satuan massa atom (sma). Satu satuan massa atom (1 sma) didefinisika sebagai massa yang besarnya 1/12 kali massa isotop karbon C-12. 1 sma = 1,66056 x 10-27 kg. Satuan massa atom (sma) juga sering disetarakan dengan satuan energi, yakni: 1 sma ekuivalen dengan energi sebesar 931, 48 MeV (mega elektron volt).
b.    Defek Massa
Oleh karena inti atom tersusun oleh proton dan neutron, massa inti harusnya tepat sama dengan jumlah massa proton dan massa neutron (massa nukelon). Akan tetapi, kenyataannya tidaklah demikian. Massa inti selalu lebih kecil daripada massa nukelon. Selisih antara massa nukleon dan massa inti disebut defek massa (Δm). Defek massa (Δm) pada pembentukan nuklida X adalah sebagai berikut:
Δm = Zmp + (A – Z) mn - mX

Dengan,      mp  : massa proton
                                                mn   : massa neutron
                                                mX   : massa inti atom
Defek massa sebuah atom tidak hilang begitu saja, melainkan digunakan sebagai energi untuk mengikat nukleon-nukleon dalam inti yang disebut energi ikat inti.
c.     Energi Ikat Inti
Konversi sebagian massa inti menjadi energi ikat E merupakan ilustrasi dari teori Einstein (1905) dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
E = Δmc2
Dengan Δm dalam kg, c = 3 x 108 m/s, dan E dalam joule (J). Jika Δm dinyatakan dalam satuan sma, energi ikat inti memenuhi persamaan berikut.

E = Δm 931,5 MeV

Energi ikat inti (binding energy) berkaitan dengan energi yang harus diberikan untuk memisahkan inti menjadi nukleon pembentuknya.
Energi ikat inti belum menggambarkan kestabilan suatu nuklida. Perkiraan tentang kestabilan inti dapat dilakukan dengan memperhatikan energi ikat rata-rata per nukleon Eave yang besarnya dapat dihitung melalui persamaan di bawah.

Grafik Energi Ikat Rerata per Nukleon terhadap nomor massa A

Dari grafik energi ikat rerata per nukleon  terhadap nomor massa A di atas, dapat diketahui bahwa:                       
  • Untuk A kecil, energi ikat rerata per nukleon rendah dan mengalami kenaikan dengan cepat.
  • Untuk A disekitar 50, terdapat harga maksimum energi ikat rerata per nukleon yang datar dan turun ketika A – 140.
  • Untuk A diatas 140, energi ikat rerata per nukleon  mengalami penurunan.
2.3.        Pemanfaatan Energi Nuklir
Penggunaan energi nuklir sampai saat ini masih kontroversial dan banyak memunculkan perdebatan. Para pendukungnya, seperti Asosiasi Nuklir Dunia dan IAEA, mengatakan bahwa energi nuklir adalah salah satu sumber energi yang dapat mengurangi emisi karbon. Yang menolak, seperti Greenpeace dan NIRS, mempercayai bahwa nuklir akan membahayakan manusia dan lingkungan.
a.      Tenaga Nuklir Sebagai Sumber Energi
Seiring dengan perkembangan dunia di mana populasi semakin bertambah, perkembangan teknologi yang semakin pesat, dan naiknya gaya hidup di negara-negara maju, maka dibutuhkan banyaknya sumber energi listrik. Sumber energi di dunia yang tersedia saat ini meliputi energi batu bara, nuklir, bensin, angin, matahari, hidrogen, dan biomassa. Dari masing-masing jenis energi di atas, terdapat kelebihan dan kelemahan masing-masing antara lain :
·         Batu bara
Kelebihan       : Tidak mahal bahan bakarnya, mudah untuk didapat.
Kelemahan    : Dibutuhkan kontrol untuk polusi udara dari pembakaran batu bara tersebut, berkontribusi terhadap peristiwa hujan asam dan pemanasan global.
·         Nuklir
Kelebihan : Bahan bakarnya tidak mahal, mudah untuk dipindahkan (dengan sistem keamanan yang ketat). Energi yang dihasilkan sangat tinggi, dan tidak mempunyai efek rumah kaca dan hujan asam.
Kelemahan     : Butuh biaya yang besar untuk sistem penyimpanannya, disebabkan dari bahaya radiasi energi nuklir itu sendiri. Masalah kepemilikan energi nuklir, disebabkan karena bahayanya nuklir sebagai senjata pemusnah massal dan produk buangannya yang sangat radioaktif. 
·         Bensin
Kelebihan       : Sangat mudah untuk didistribusikan, mudah untuk didapatkan, energinya cukup tinggi.
·         Matahari
Kelebihan       : Energi matahari bebas untuk didapatkan.
Kelemahan     : Tergantung pada cuaca, waktu, dan area. Untuk teknologi saat ini, masih dibutuhkan area yang luas untuk meletakkan panel surya dan energi yang dihasilkan dari panel surya tersebut masih sangat sedikit. 
·         Angin
Kelebihan       : Angin mudah untuk didapatkan dan gratis. Biaya perawatan dan meregenerasi energinya semakin murah dari waktu ke waktu. Sumber energi ini baik digunakan di daerah pedesaan terutama pada daerah pertanian.
Kelemahan     : Membutuhkan banyak pembangkit untuk menghasilkan energi yang besar. Terbatas untuk area yang berangin saja, membutuhkan sistem penyimpanan energi yang mahal. Pada saat musim badai, angin dapat merusak instalasi pembangkit listrik.
·         Biomassa
Kelebihan       : Masih dalam tahap pengembangan, membutuhkan instalasi pembangkit yang tidak terlalu besar.
Kelemahan     : Tidak efisien jika hanya sedikit instalasi pembangkit yang dibangun, berkontribusi terhadap pemanasan global.
Dengan berdasarkan fakta di atas, dapat dilihat sumber energi dari nuklir sangat dibutuhkan, karena terdapat beberapa sumber energi (seperti bensin dan batu bara) yang ketersediaannya di alam semakin sedikit, sehingga dibutuhkan sumber energi yang baru. 
Bahan bakar nuklir adalah semua jenis material yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi nuklir, demikian bila dianalogikan dengan bahan bakar kimia yang dibakar untuk menghasilkan energi. Hingga saat ini, bahan bakar nuklir yang umum dipakai adalah unsur berat fissil yang dapat menghasilkan reaksi nuklir berantai di dalam reaktor nuklir. Bahan bakar fissil yang sering digunakan adalah 235U dan 239Pu, dan kegiatan yang berkaitan dengan penambangan, pemurnian, penggunaan, dan pembuangan dari material-material ini termasuk dalam siklus bahan bakar nuklir
b.      Ketersediaan Sumber Energi Nuklir
Penguasaan energi nuklir yang baik bisa menjamin ketersediaan energi masa depan tanpa harus menunggu salah satu sumber yang dipunyai habis dulu. Difersifikasi pemanfaatan sumber energi harus dimulai dari sekarang, termasuk energi nuklir agar Indonesia tidak kehabisan sumber energi. Saat ini yang penting adalah penguasaan energi dalam arti mampu mengelola dengan baik cadangan energi yang ada, bukan sekedar kepemilikan energi saja. Sebagai energi bersih dan efisien, nuklir disebutnya mampu menjamin ketersediaan energi di masa datang. Solusi mengatasi krisis energi yang terjadi belakangan ini diperlukan adanya terbarukan energi dari berbagai sumber energi secara optimal. Energi nuklir khususnya PLTN akan secara otomatis mendukung pertumbuhan industri nasional. Kemapanan industri membutuhkan ketersediaan energi yang cukup.

 Menurut Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), 1 uranium mempunyai nilai yang setara dengan 13,7 barrell minyak atau 2,3 ton batubara yang apabila digunakan bisa menghasilkan listrik hingga 1MWd (1 Mega Watt Days). Jika dilihat dari aspek emisi, nuklir juga menempati posisi paling rendah dalam menghasilkan buangan CO2. Ketersediaan bahan, uranium masih sangat banyak tersedia dan dapat di daur ulang, bahan bakar yang lain seperti minyak dan batu bara diperkirakan akan habis beberapa puluh tahun kedepan. Melihat potensi sumber energi Indonesia ternyata sumber energi nuklir lumayan besar tapi belum digunakan sama sekali. Indonesia memiliki sumber daya uranium sebayak 24.112 ton yang setara dengan 33,0 GW yang sumbernya berasal dari Gunung Kalan, Kalimantan Barat.
 Di alam bisa dikatakan semua thorium adalah jenis thorium 232. Jumlah thorium di kulit bumi diperkirakan sekitar empat kali lebih banyak dari uranium. Banyak negara di seluruh dunia mulai mempertimbangkan rencana untuk menggunakan thorium sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir karena keamanannya dan ketersediaan bahan baku yang lebih banyak di banding uranium. Thorium dapat terbakar lebih lama dan suhu lebih tinggi untuk mendapatkan efisiensi lebih banyak dibanding bahan bakar konvensional lainnya, termasuk penggunaan bahan bakar.
c.       Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal dimana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. Tenaga nuklir dapat dihasilkan dari mineral radioaktif seperti uranium dan thorium. Mineral tersebut banyak terdapat pada lapisan kulit bumi dan dapat diperoleh dengan cara menambang. Untuk menjadi bahan baku PLTN, uranium hasil penambangan harus diproses lebih dahulu melalui pemurnian yang menjadikan bahan uranium ke tingkat kemurnian yang tinggi dan bebas dari unsur-unsur pengotor lainnya. Kemudian, dilakukan pengayaan untuk meningkatkan kadar 235U sehingga menjadi 2-4% dan akhirnya fabrikasi untuk menyiapkan bahan bakar nuklir dalam bentuk fisik yang sesuai dengan jenis yang dibutuhkan oleh reaktor nuklir, misalnya berbentuk pelet dengan diameter 10 mm sampai 1 cm.
Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti berantai terkendali, baik pembelahan inti (fisi) atau penggabungan inti (fusi). Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium sebagai bahan senjata nuklir. Saat ini telah ada berbagai jenis dan ukuran reaktor nuklir. Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan, diantaranya sebagai reaktor penelitian dan reaktor daya. Saat ini reaktor nuklir banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Hal ini biasanya melibatkan panas dari reaksi nuklir untuk tenaga turbin uap. Visualisasi reaktor nuklir dapat dilihat pada Gambar 3. Reaktor menghasilkan panas dalam beberapa cara:
a. Energi kinetik produk-produk fisi diubah menjadi energi panas ketika inti bertabrakan dengan atom di dekatnya.
b. Sebagian dari sinar gamma yang dihasilkan selama fisi diserap oleh reaktor, energi mereka diubah menjadi panas.
c. Panas yang dihasilkan oleh peluruh radioaktif produk fisi dan bahan-bahan yang telah diaktifkan oleh penyerapan neutron. Sumber panas pembusukan ini akan tetap selama beberapa waktu bahkan setelah reaktor mati. Kekuatan panas yang dihasilkan oleh reaksi nuklir adalah 1.000.000 kali dari massa yang sama batu bara.

Gambar 3. Reaktor nuklir

Bahan bakar reaktor merupakan komponen penting untuk berlangsungnya operasi reaktor nuklir. Komponen penting lain dari reaktor nuklir adalah :
1.      Batang Kendali
Batang kendali berfungsi untuk mengendalikan reaksi nuklir yang terjadi di dalam reaktor. Jika keluaran daya dari sebuah reaktor dikehendaki konstan, maka jumlah netron yang dihasilkan harus dikendalikan. Setiap terjadi proses fisi ada sekitar 2 sampai 3 netron baru terbentuk yang selanjutnya menyebakan proses berantai. Batang kendali terbuat dari bahan-bahan penyerap netron, seperti boron dan kadmium. Jika reaktor menjadi superkritis, batang kendali secara otomatis bergerak masuk lebih dalam ke dalam teras reaktor untuk menyerap kelebihan netron yang menyebabkan kondisi itu kembali ke kondisi kritis.
Sebaliknya, jika reaktor menjadi subkritis batang kendali sebagian ditarik menjauhi teras reaktor sehingga lebih sedikit netron yang diserap. Dengan demikian, lebih banyak netron tersedia untuk reaksi fisi dan reaktor kembali ke kondisi kritis. Untuk menghentikan operasi reaktor (misal untuk perawatan) batang kendali turun penuh sehingga seluruh netron diserap dan reaksi fisi berhenti.
2. Air pendingin
Air pendingin berfungsi untuk mendinginkan reaktor dan mentrasfer panas yang selanjutnya akan dikonversi menjadi tenaga gerak. Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi meningkatkan suhu reaktor. Suhu ini dipindahkan dari reaktor dengan menggunakan bahan pendingin misalnya air atau karbon dioksida. Bahan pendingin (air) disirkulasikan melalui sistem pompa, sehingga air yang keluar dari bagian atas teras reaktor digantikan air dingin yang masuk melalui bagian bawah teras reaktor.

Seluruh komponen tersebut ditempatkan dalam suatu sistem terkungkung dalam bentuk tangki silinder yang terbuat dari logam baja dan di tempatkan dalam bangunan beton tebal. Selain komponen-komponen di atas, PLTN di lengkapi dengan turbin dan generator yang berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan tenakanan uap dari hasil pendidihan air di dalam reaktor nuklir.
Prinsip kerja PLTN dimulai dari satu reaksi nuklir yang terjadi antara partikel neutron dengan inti atom uranium di reaktor. Reaksi ini akan menghasilkan reaksi-reaksi lain yang semakin banyak yang dinamakan reaksi berantai. Reaksi tersebut biasa dikenal dengan reaksi fisi dan fusi. Visualisasi reaksi fisi dan fusi dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
a. Reaksi Fisi
Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi ini bereaksi dengan melepas energi dalam bentuk panas.
b. Reaksi Fusi
Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar dan bom Hidrogen meledak.

Gambar 4. Reaksi Fisi dan Reaksi Fusi
Hasil reaksi nuklir ini adalah energi dalam bentuk panas yang kemudian digunakan untuk mendidihkan air dan menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan akan disalurkan ke sistem untuk menggerakkan turbin generator dan mengahasilkan listrik untuk diteruskan ke jaringan transmisi. Visualisasi proses pembangkitan energi nuklir dapat dilihat pada Gambar 5.
Mencegah terjadinya kontaminasi zat radioaktif disekitar PLTN, uap panas tidak dibuang ke lingkungan tetapi dikondensasikan menjadi air dan kemudian di sirkulasikan lagi dalam reaktor. Air pendingin untuk kondensasi dapat menggunakan air danau, air sungai atau air laut. Dalam sistem pendinginan ini sama sekali tidak akan terjadi pencampuran antara air pendingin dari dalam reaktor dengan air pendingin dari luar reaktor. Setelah dalam waktu tertentu menghasilkan listrik, bahan bakar akan mengalami penggantian dengan bahan bakar baru dan dihasilkan bahan bakar bekas. Bahan bakar bekas untuk sementara disimpan dalam sistem reaktor agar aktifitas radiasinya menurun.
Mengantisipasi terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan, pada pengoperasian PLTN diterapkan sistem pertahanan yang berlapis-lapis. Pertahanan berlapis terdiri atas bentuk bahan bakar yang padat dan bersifat logam, kelongsong bahan bakar, sistem pendingin primer, bejana reaktor, dan lapis terakhir adalah bangunan reaktor yang terbuat dari beton tebal.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir memiliki karakteristik ramah lingkungan dapat mengahasilkan listrik dengan kapasitas besar, dapat menjamin pasokan listrik dalam jangka panjang dan efisien dalam penggunaan bahan bakar. Dengan demikian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir merupakan solusi dari krisis energi menyusul semakin menipisnya ketersediaan bahan bakar fosil sekaligus mencagah pemanasan global dari gas CO2 yang dilepaskan ke udara.



Gambar 5. Proses Pembangkitan Energi Nuklir

Selain uranium, sebenarnya ada jenis nuklir lain yang dapat dijadikan sumber energi, yaitu thorium. Berbeda dengan uranium, thorium tidak menghasilkan plutonium pada proses reaksi nuklirnya. Thorium tidak dapat disalahgunakan untuk tujuan persenjataan dan juga aman sebagai sumber energi. Meski demikian, thorium tidak dapat berdiri sendiri sebagai bahan bakar. Thorium membutuhkan uranium 235 agar dapat dikonversi menjadi uranium 232 dan siap digunakan sebagai sumber energi. Maka, pengembangan thorium mau tak mau harus lebih dulu dimulai dengan pengembangan uranium. Thorium atau yang lebih dikenal sebagai uranium hijau merupakan bahan bakar nuklir yang lebih unggul dari uranium dihampir semua aspek.
Reaktor nuklir bertenaga thorium tidak pernah dapat meleleh, hal ini karena thorium lebih ringan daripada uranium dan tidak fissile (bisa menumpuk dan tidak akan mengalami reaksi runaway berantai). Thorium adalah sebuah unsur dengan no atom 90 dengan sifat radioaktif yang dapat dipakai sebagai bahan bakar reaktor nuklir karena thorium bukan inti fisile maka untuk menggunakan thorium harus memakai uranium tetapi, ini hanya untuk awal memicu reaksi karena setelah itu thorium yang disebut inti fertile (subur) dapat membelah dan menghasilkan uranium 232 atau dapat dilakukan penembakan dengan neutron sehingga thorium membelah.
Sebuah revolusi energi yang tergolong dalam energi bersih menghasilkan limbah nuklir yang sangat kecil, tidak bisa dipersenjatai, tidak mengeluarkan emisi apapun dan karena densitas energi yang sangat tinggi maka energi yang dihasilkan sangat murah. Satu ton thorium yang hanya sebesar bola basket dapat menjadi bahan bakar pembangkit listrik berdaya 1.000 MW selama 1 tahun. Memberikan listrik untuk rumah anda selama 100 tahun lebih dapat mengaliri listrik sebuah kota selama setahun. Bahkan, sebuah pesawat terbang bisa terbang selama tiga bulan tanpa mendarat dan mengisi bahan bakar. Membandingkan dengan penggunaan uranium yang membutuhkan 200 ton atau batubara yang membutuhkan 3,5 juta ton yang lebih menggembirakan bahwa indonesia memilki cadangan Thorium untuk 1.000 tahun.
PLTN memang merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk mengatasi krisis ekonomi di Indonesia. Selain bersih dan tak mencemari lingkungan, harga listriknya sangat murah dan dapat bersaing. Bahkan dengan reaktor temperatur tinggi, selain listrik yang dihasilkan, pendinginnya dapat digunakan untuk memproses batu bara menjadi bahan bakar minyak dan gas untuk kendaraan bermotor, serta desalinasi air laut, untuk menjadi air minum dan garam. Harga listrik yang murah tidak hanya didukung harga bahan bakar nuklir yang lebih murah dari harga minyak bumi atau batu bara, tetapi volume bahan bakar nuklir yang diperlukan jauh lebih kecil, sehingga harga transportasinya murah.
d.      Senjata Nuklir
Banyaknya teknologi dan material yang digunakan dalam program energi nuklir dapat menjadi dualisme, yaitu negara yang bersangkutan juga bisa membuat senjata nuklir kalau mereka mau. Ketika mereka memilih untuk melakukan program senjata nuklir, hal ini dapat berujung ke pembuatan bom nuklir. Hal ini juga yang sekarang menjadi perhatian di Iran
Seluruh negara di dunia berusaha memperkecil adanya risiko menuju senjata nuklir, karena jika nuklir tidak dimanajemen dengan baik, masa depannya akan menjadi sangat berbahaya.
Senjata nuklir adalah senjata yang mendapat tenaga dari reaksi nuklir dan mempunyai daya pemusnah yang dahsyat - sebuah bom nuklir mampu memusnahkan sebuah kota. Senjata nuklir telah digunakan hanya dua kali dalam pertempuran - semasa Perang Dunia II oleh Amerika Serikat terhadap kota-kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki.Pada masa itu daya ledak bom nuklir yg dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki sebesar 20 kilo(ribuan) ton TNT. Sedangkan bom nuklir sekarang ini berdaya ledak lebih dari 70 mega(jutaan) ton TNT.
Negara pemilik senjata nuklir yang dikonfirmasi adalah Amerika Serikat, Rusia, Britania Raya (Inggris), Perancis, Republik Rakyat Tiongkok, India, Korea Utara dan Pakistan. Selain itu, negara Israel dipercayai mempunyai senjata nuklir, walaupun tidak diuji dan Israel enggan mengkonfirmasi apakah memiliki senjata nuklir ataupun tidak.
Senjata nuklir kini dapat dilancarkan melalui berbagai cara, seperti melalui pesawat pengebom, peluru kendali, peluru kendali balistik, dan Peluru kendali balistik jarak benua.

e.       Bidang Peternakan
Para peneliti Indonesia berhasil menggunakan isotop radioaktif untuk mendayagunakan pakan sehingga dengan jumlah pakan yang sama akan dapat dikomsumsi oleh lebih banyak ternak. Namanya adalah Urea Molasses Multinutrient Block (UMMB) yang telah digunakan oleh para peternak di Jabar, Jateng, dan kawasan timur Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Barat.
f.       Bidang Pertanian
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) telah menghasilkan sejumlah varietas unggul yang baru dengan cara mutasi oleh imbas radiasi, seperti varietas padi untuk dataran rendah dan dataran tinggi, kedelai, dan kacang hijau.
g.      Bidang Pertambangan.
Tritium radioaktif dan cobalt 60 digunakan untuk merunut alur-alur minyak bawah tanah dan kemudian menentukan srategi yang paling baik untuk menyuntikkan air ke dalam sumur-sumur. Hal ini akan memaksa keluar minyak yang tersisa di dalam kantung-kantung yang sebelumnya belum terangkat. Berjuta-juta barrel tambahan minyak mentah telah diperoleh dengan cara ini.
h.      Bidang kedokteran.
Dengan menggunakan radiasi dari isotop radioaktif cobalt pada dosis tertentu terhadap sel-sel kanker, sel-sel ini akan mati, sedangkan sel-sel normal tidak begitu terpengaruh selama pengobatan. Selain itu untuk mendiagnosa penyakit pasien tanpa harus melakukan pembedahan, para dokter biasanya menggunakan sinar-X.
Tentunya perkembangan teknologi nuklir di negara-negara lain lebih maju daripada di Indonesia. Salah satunya adalah Kanada, negara yang mempelopori penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi nuklir yang aman.
Selama hampir setengah abad, Pemerintah Kanada berdiri di belakang industri nuklir dan komitmen ini berlaku hingga ke jajaran pemerintah.
“Tidak ada rahasia apapun bahwa saya secara pribadi adalah pendukung yang kuat untuk sistem tenaga nuklir CANDU (Canada Deuterium Uranium Steam Generating System),” papar Perdana Menteri Kanada, Jean Chretien, “Saya percaya bahwa teknologi nuklir aman dan unjuk kerjanya tak tertandingi, dan CANDU adalah sebuah produk yang sangat membanggakan bagi Kanada.”
Walaupun telah banyak disebutkan keuntungan-keuntungan penerapan teknologi nuklir, pastilah di dalam hati kita masih ada perasaan was-was. Bagaimana bila terjadi kebocoran seperti yang terjadi di Jepang akhir-akhir ini? Bagaimana pula dengan limbahnya?
Sebenarnya setiap pekerjaan mengandung resiko, apapun yang kita kerjakan bila kita tidak berhati-hati maka akan timbul bencana. Contoh sederhananya adalah pisau. Apabila pisau digunakan dengan tidak hati-hati maka akan dapat melukai diri penggunanya. Para pekerja yang bekerja di industri kimia juga harus berhati-hati karena bila mereka ceroboh, mereka bisa keracunan zat kimia. Demikian pula dengan industri nuklir seperti reaktor nuklir. Kebocoran reaktor yang terjadi di Jepang merupakan kelalaian manusia semata-mata.
Adapun mengenai masalah limbahnya telah ditemukan suatu cara yang aman dan permanen seperti yang telah dilakukan oleh Kanada. Limbah nuklir dikubur jauh di bawah tanah pada lapisan batuan granit yang stabil. Penelitian geologi menunjukkan bahwa formasi batuan granit dapat stabil hingga 1,5 juta tahun atau bahkan lebih.
2.4.        Dampak Energi Nuklir
Berikut adalah dampak positif dan negative dari teknologi nuklir :
*   Dampak Positif :
a.       Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil dan perlindungan lingkungan. Pembangkitan listrik bertanggungjawab atas 25% konsumsi bahan bakar fossil dunia. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama.
b.      PLTN secara langsung memberi manfaat kepada negara-negara berkembang. Makin besar sumbangan nuklir, makin rendah laju peningkatan harga-harga bahan bakar fossil. Karena, biaya energi yang tinggi berarti bahwa makin banyak usaha diberikan dalam mendapatkan energi dan makin sedikit dihasilkan barang dan jasa. Sumber daya yang telah dibebaskan dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang atau untuk tujuan-tujuan sosial-ekonomi.
c.       Dalam operasi normal PLTN sangat sedikit menyebabkan kerusakan lingkungan dan bermanfaat bila mereka menggantikan pembangkit-pembangkit yang mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka akan membantu mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.
d.      Energi nuklir telah memainkan peran signifikan dalam suplai listrik dunia dan sumber utama listrik di sejumlah negara. Produksi listrik dunia dari nuklir tumbuh cepat dan kini menyumbang hampir seperlima listrik yang dibangkitkan di negara-negara industri atau 17% pada produksi listrik dunia, dan berkisar 5% konsumsi energi primer dunia.
e.       Kebijakan non-nuklir akan mendorong peningkatan harga-harga energi, menyebabkan kerentanan ekonomi, membuat industri kurang kompetitif, mengurangi standar-standar kehidupan dan menimbulkan risiko pengangguran lebih tinggi.
f.       PLTN telah terbukti dan mempunyai potensial paling besar dalam sumber-sumber daya yang menawarkan prospek jangka panjang untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan energi dunia sambil tetap menjaga harga energi mendekati tingkat yang sekarang. Harga listrik nuklir tidak perlu bertambah secara signifikan di atas yang sekarang dialami karena biaya-biaya bahan bakar adalah merupakan bagian yang paling kecil dari biaya total produksinya, terutama dalam reaktor cepat.
g.      Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi nuklir berguna untuk menentukan sifat dari bebatuan sekitar seperti porositas dan litografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan neutron atau sumber energi sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang akan diperiksa.
h.      Pada konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan kepadatan yang menggunakan nuklir digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal, dan beton. Biasanya digunakan cesium-137 sebagai sumber energi nuklirnya.
i.        Aplikasi medis dari teknologi nuklir dibagi menjadi diagnosa dan terapi radiasi, perawatan yang efektif bagi penderita kanker. Pencitraan (sinar X dan sebagainya), penggunaan Teknesium untuk diberikan pada molekul organik, pencarian jejak radioaktif dalam tubuh sebelum diekskresikan oleh ginjal, dan lain-lain.
*      Dampak Negatif :
a.       Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua. Pertama, radiasi langsung, yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh manusia. Kedua, radiasi tak langsung. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air, maupun media lainnya
b.       Teknologi Nuklir bisa di salah gunakan untuk senjata pemusnah massal.
c.       Ada beberapa bahaya laten dari PLTN yang perlu dipertimbangkan. Pertama, kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran, yang jangkauan radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup. Kedua, salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu ledak yang sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku pembuatan senjata nuklir. Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5 kg Plutonium. Ketiga, limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di samping itu, tenaga nuklir memancarkan radiasi radio aktif yang sangat berbahaya bagi manusia.
Beberapa kecelakaan akibat nuklir dan radiasi telah bermunculan. Kecelakaan akibat pembangkit listrik tenaga nuklir di antaranya Bencana Chernobyl (1986), Bencana nuklir Fukushima Daiichi (2011), dan Bencana Three Mile Island (1979). Untuk kecelakaan kecil pada Kapal selam bertenaga nuklir misalnya pada K-19 (1961), K-27 (1968), dan K-431 (1985). Penelitian internasional terus melakukan peningkatan keamanan energi nuklir, seperti dengan pengamanan nuklir pasif, dan adalanya kemungkinan untuk menggunakan fusi nuklir.
a.      Bencana Chernobyl
Bencana Chernobyl", kecelakaan reaktor nuklir Chernobyl, atau hanya "Chernobyl", adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dalam sejarah. Pada tanggal 26 April 1986 pukul 01:23:40 pagi (UTC+3), reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang terletak di Uni Soviet di dekat Pripyat di Ukraina meledak. Akibatnya, isotop radioaktif dalam jumlah besar tersebar ke atmosfer di seluruh kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Bencana nuklir ini dianggap sebagai kecelakaan nuklir terburuk sepanjang sejarah, dan merupakan satu dari dua kecelakaan yang digolongkan dalam level 7 pada Skala Kejadian Nuklir Internasional (kecelakaan yang lainnya adalah Bencana nuklir Fukushima Daiichi). Jumlah pekerja yang dilibatkan untuk menanggulangi bencana ini sekitar 500.000 orang, dan menghabiskan dana sebesar 18 miliar rubel dan mempengaruhi ekonomi Uni Soviet. Ribuan penduduk terpaksa diungsikan dari kota ini. Sisa-sisa dari gedung reaktor No.4 ditutupi sebuah sarkofagus besar (pelindung radiasi) pada bulan Desember 1986, ketika bahan yang berada dalam reaktor telah memasuki fasa shut-down; pelindung ini dibuat secepat mungkin sebagai occupational safety untuk pekerja reaktor lainnya di pembangkit listrik tersebut.
Bencana ini memicu peningkatan keamanan pada semua reaktor Soviet sisanya di RBMK (Chernobyl No.4), dimana11 diantaranya terus menyediakan listrik hingga tahun 2013.
Bencana dimulai ketika sedang dilakukan pengujian sistem tanggal 26 April 1986 di reaktor nomor 4 pembangkit Chernobyl yang letaknya dekat Pripyat dan dekat dengan perbatasan administratif dengan Belarus dan Sungai Dnieper. Kemudian terjadi lonjakan energi secara tiba-tiba dan tak diduga, dan ketika sedang mencoba mematikan darurat, terjadi lonjakan daya sangat tinggi yang menyebabkan tangki reaktor pecah diikuti serangkaian ledakan uap. Kejadian ini melepaskan moderator neutron grafit di reaktor ke udara, sehingga menyala. Kebakaran yang dihasilkan berlangsung seminggu penuh dan melepaskan debu partikel radioaktif ke atmosfer secara meluas, termasuk Pripyat. Debu kemudian tersebar ke kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Menurut data resmi pasca-Soviet, sekitar 60% debu jatuh di Belarus.
36 jam setelah insiden ini, otoritas Soviet memberlakukan zona eksklusi 10-kilometer yang menyebabkan evakuasi cepat 49.000 orang beserta hewan mereka, terutama dari pusat populasi terbesar dekat reaktor, kota Pripyat. Meskipun tidak dikomunikasikan saat itu, evakuasi langsung setelah insiden tidak disarankan karena jalanan keluar kota dipenuhi dengan debu yang berisi partikel nuklir didalamnya, kotanya sendiri cukup aman karena diuntungkan oleh arah angin, sehingga penduduk disarankan untuk berdiam di rumah sebelum dievakuasi sebelum arah angin berubah.
Karena debu terus menerus dihasilkan, zona evakuasi diperbesar dari 10 menjadi 30 km sekitar seminggu setelah insiden, mengakibatkan 68.000 penduduk lagi harus dievakuasi, termasuk dari kota Chernobyl sendiri. Survei dan deteksi dari zona terisolasi menyebutkan bahwa total ada sekitar 135.000 orang pengungsi "jangka panjang". Jumlah ini naik hampir 3 kali lipat menjadi 350.000 orang pada dekade setelahnya, 1986-2000.
Rusia, Ukraina, dan Belarusia terbebani dengan dekontaminasi terus menerus dan biaya kompensasi bulanan akibat bencana Chernobyl. Bencana ini meningkatkan perhatian mengenai reaktor fisi di seluruh dunia dan ratusan proposal reaktor, termasuk diantaranya yang sedang dibangun di Chernobyl (No.5 dan 6) akhirnya dibatalkan.
Insiden ini juga meningkatkan perhatian mengenai budaya keamanan di industri tenaga nuklir Soviet, menurunkan pertumbuhan industri dan memaksa pemerintah untuk lebih terbuka mengenai prosedurnya. Pemerintah yang berusaha menutup-nutupi bencana ini menjadi "katalis" "catalyst" for glasnost, yang "memuluskan jalan bagi reformasi yang berakhir pada kolapsnya Soviet".
b.      Bencana nuklir Fukushima Daiichi
Bencana Nuklir Fukushima Daiichi adalah sebuah rentetan kegagalan perangkat, kebocoran nuklir, dan pelepasan material radioaktif di Pembangkit Listrik Nuklir Fukushima I, yang disebabkan karena gempa bumi dan tsunami Tōhoku tanggal 11 Maret 2011. Bencana nuklir ini merupakan bencana nuklir terburuk sejak bencana Chernobyl tahun 1986.
Sebuah bahaya nuklir dideklarasikan setelah munculnya tsunami dan kegagalan dari bencana nuklir Fukushima di Jepang. Hal ini merupakan pertama kalinya bencana nuklir dideklarasikan di Jepang. Sebanyak 140.000 penduduk dievakuasi dari jarak 20 km dari pembangkit nuklir.
Beberapa negara, seperti Britania Raya, Perancis, dan beberapa negara lain menginstruksikan warganya untuk keluar dari Tokyo agar tidak terkontaminasi nuklir. Kecelakaan ini menyebabkan pemerintah Jepang ingin mengevaluasi ulang program nuklirnya. Sampai bulan April 2011, air masih dialirkan ke reaktor yang rusak untuk mendinginkan bahan nuklir yang meleleh.
John Price, mantan anggota Safety Policy Unit di Lembaga Nuklir Nasional Britania Raya, berkata bahwa masalah nuklir Fukushima di Jepang mungkin akan membutuhkan 100 tahun sampai pembangkit itu benar-benar aman.
Insiden Pembangkit nuklir yang memakan biaya lebih dari 300 juta dolar AS, sampai 2009


                                                                             
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ø  Energi nuklir adalah penggunaan terkendali reaksi nuklir guna menghasilkan energi panas, yang digunakan untuk pembangkit listrik. Penggunaan daya nuklir guna kepentingan manusia saat ini masih terbatas pada reaksi fisi nuklir dan peluruhan radioaktif.
Ø  Nuklir dimanfaatkan untuk PLTN dan senjata Nuklir,dll
Ø  Nuklir memiliki dampak positef dan negative dalam pemanfaatannya.


DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Daya_nuklir (diakses, 23 Januari 2017)
http://gri.co.id/berita-145-dampak-positif-dan-negatif-teknologi-nuklir.html (diakses 23 Januari 2017)





Komentar